Gambar Buku Laut Bercerita dari Pinterest

Memasuki musim liburan, para bookish pastinya butuh rekomendasi buku fiksi terbaru yang ringan dan asyik dibaca pada masa luang. Oleh karena itu, 5 rekomendasi buku fiksi best seller dari penulis-penulis terbaik di bawah ini sebaiknya masuk bucket list
{tocify} $title={Daftar Isi}

5 Rekomendasi Buku Fiksi Terbaik untuk Dibaca Saat Musim Libur

Buku fiksi merupakan karangan yang dibuat berdasarkan imajinasi penulis. Kendati demikian, beberapa buku fiksi yang ada dalam rekomendasi di bawah ini faktanya bukan sekadar karangan biasa. Ada yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, sejarah, sampai kondisi lingkungan yang disulap secara apik sehingga jadi novel fiksi. Lantas, apa saja buku fiksi tersebut?

  1. Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye 

Rekomendasi buku fiksi yang pertama berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Novel satu ini langsung masuk rak best seller tak lama setelah diterbitkan pada tanggal 1 Februari 2024.

Untuk diketahui, novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar menceritakan tentang Ali yang awalnya punya ambisi menjadi pintar. Namun, setelah mendapatkan nasihat dari pria misterius tentang pentingnya jadi bodoh, Ali memutuskan menjadi manusia bodoh.

“Karena kalau kita bodoh, hidup kita akan selamat.” Itu adalah salah satu kutipan yang terdapat dalam novel bergenre drama, politik, dan satir ini.

Sebagai informasi, novel terbaru Tere Liye ini memuat cukup banyak isu yang lagi hangat diperbincangkan di Indonesia. Mulai dari isu politik, sosial lingkungan, sampai hukum agraria yang kemudian dikemas dengan bahasa menarik.

Memiliki ±370 halaman, tetapi Sobbi bisa membaca novel satu ini dalam sekali duduk. Fakta menariknya lagi, novel ini memiliki ending yang bisa membuat pembaca makin open minded pada banyak hal. 

Jika Anda penasaran dengan alur cerita lengkapnya, pastikan beli buku ini untuk dibaca ketika liburan nanti.

  1. Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan 

Tak kalah menarik dari novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel Cantik itu Luka yang ditulis oleh Eka Kurniawan juga sebaiknya masuk list bacaan Sobbi.

Novel ini sudah terbit sejak tahun 2002. Namun, popularitasnya kian meledak akhir-akhir ini karena mengandung kritik sosial yang tajam tentang perempuan.

Menceritakan tentang Dewi Ayu, perempuan cantik dan eksotis yang hidup pada masa penjajahan dengan segala liku dan luka. Terlahir dari pasangan incest, tinggal bersama kakek dan neneknya, jadi tawanan hingga dipaksa melacur untuk memuaskan nafsu lelaki.

Meskipun novel ini fiksi, cerita di dalamnya sarat akan makna. Terlebih, fokus cerita tidak hanya pada Dewi Ayu, tetapi Cantik juga. Yakni, bungsunya yang memiliki rupa bertolak belakang dari nama yang diberikannya. 

Dalam novel ini, pembaca tidak hanya bisa menemukan banyak fakta tentang kehidupan perempuan di tengah masyarakat patriarki dan keras. Namun, sejarah dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia juga bisa diketahui dari novel fiksi ini.

Dengan gaya bahasa khas Eka Kurniawan, Cantik itu Luka yang kaya unsur realisme, magis, dan mitologi mampu memukau para pembaca. Berkat itu juga, novel ini berhasil meraih penghargaan World Readers pada tahun 2016 dan telah diterjemahkan ke puluhan bahasa asing.

  1. As Long as the Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh 

Jika rekomendasi novel fiksi sebelumnya merupakan karya penulis lokal, As Long as the Lemon Trees Grow ditulis pengarang asal Kanada. Yaitu, Zoulfa Katouh, perempuan yang berani mengangkat isu konflik di Suriah yang merupakan tempat asal orang tuanya.

Dalam novel pertamanya ini, diceritakan tentang Salama yang kehilangan banyak orang tercinta akibat perang yang terus terjadi. Di tengah konflik yang terus menambah jumlah korban meninggal ataupun luka-luka, Salama dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Antara mengabdikan diri di negerinya dan menjadi relawan untuk korban perang atau mengikuti kata Hamzah. Yaitu, sang kakak yang menjadi tawanan perang dan memberi pesan agar Salama mengungsi ke Eropa dengan kakak iparnya, Leyla.

Situasi Suriah yang tidak aman membuat Salama makin bingung sampai-sampai memunculkan sosok imajinasi bernama Khawf. Menariknya, sosok tersebut sudah ada sejak awal cerita sehingga banyak pembaca yang tidak mengira jika Khawf sebenarnya tidak ada.

Sisi menarik dari novel yang telah diterjemahkan ke dalam 21 bahasa ini tidak hanya sampai di situ. As Long as the Lemon Trees Grow juga menggambarkan kekacauan di Suriah dengan bahasa yang kompleks sehingga pembaca bisa merasakannya.

Seperti saat adanya ledakan yang membuat anak-anak terluka, orang kehilangan anggota tubuhnya, sampai darah berceceran akibat tembakan yang tiba-tiba. Kendati banyak hal yang bisa membuat pembaca menangis saat membacanya, Zoulfa Katouh menyelipkan beberapa momen manis tentang kisah cinta Salama dan Kenan.

Keduanya sama-sama ingin tetap berada di Suriah untuk membantu masyarakat sekaligus membuka mata dunia tentang konflik perang tersebut. Namun di sisi lain, keduanya bimbang karena memiliki saudara yang harus diselamatkan dari kondisi tak aman di negaranya.

  1. Laut Bercerita karya Leila Salikha Chudori

Laut Bercerita terbit pada tahun 2017 dengan cover warna biru yang tampak manis. Walaupun begitu, salah satu karya fenomenal buatan kritikus film sekaligus penulis, Leila S. Chudori ini memuat kisah yang cukup kelam.

Terinspirasi dari kisah nyata, Laut Bercerita mengisahkan tentang hilangnya sejumlah aktivis pada akhir masa orde baru, yaitu tahun 1998. Dalam novel ini dihadirkan dua sudut pandang, yaitu dari Biru Laut sebagai tokoh utama dan Asmara Jati yang jadi adiknya.

Laut adalah mahasiswa Fakultas Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada yang memiliki kecintaan tinggi pada literatur. Karena kecintaan itu, buku-buku yang sempat dilarang peredarannya oleh pemerintah tetap dibacanya dengan cara disalin di tempat fotokopi langganan.

Dari tempat fotokopi, Laut mengenal Kinanti dan juga organisasi Winatra yang menjadi tempat diskusi berbagai buku, termasuk buku sayap kiri. Namun, organisasi tersebut dianggap melawan pemerintah karena sempat merencanakan perlawanan sehingga beberapa anggotanya ditangkap, termasuk Laut.

Rekomendasi buku fiksi berjudul Laut Bercerita ini mengungkap kebengisan rezim penguasa pada para tahanan. Pukulan, tendangan, dan berbagai kekerasan lainnya tak ragu dilakukan oleh para penguasa.

Sementara itu, Asmara Jati menceritakan tentang keluarganya yang terus menunggu kepulangan sang kakak. Sampai-sampai setiap Minggu sore, keluarganya tak pernah lupa menyiapkan satu piring di kursi yang biasanya diduduki Laut.

  1. Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J.S. Khairen 

Jika Sobbi butuh bacaan dengan bahasa ringan setelah membaca kisah-kisah kelam dan menegangkan, Dompet Ayah Sepatu Ibu bisa dijadikan pilihan. Buku terbaru karya Jombang Santani Khairen atau lebih dikenal dengan nama J.S Khairen ini telah terbit sejak 2022.

Menceritakan tentang sosok Zenna dan Asrul yang sama-sama berasal dari pedalaman Sumatra dengan keluarga serba kekurangan. Namun, keduanya memiliki tekad kuat untuk menggapai cita-citanya, yaitu membawa perubahan nasib bagi keluarganya.

Fakta menariknya, kisah dalam novel ini merupakan sebagian pengalaman hidup dan perjuangan ayah-ibu penulis. Dengan bumbu kreatif yang dimilikinya, kisah Asrul dan Zenna dibalut drama hingga komedi yang bisa membuat pembaca menangis maupun tersenyum.

Itu dia 5 rekomendasi buku fiksi yang cocok dibaca untuk menemani masa-masa liburan Sobbi. Mulai dari buku fiksi yang cukup berat bahasanya sampai bacaan ringan yang bisa diselesaikan dalam beberapa jam saja. Dari kelima rekomendasi di atas, kira-kira buku mana yang ingin dibaca lebih dulu?

Baca Juga: Review Buku Menjadi Manusia Menjadi Hamba karya Fahruddin Faiz