Fakta-Fakta Film Bullbul |
Pernah dengar istilah jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya? Nah, film Bulbbul bisa dikatakan sebagai contoh nyata dari ungkapan itu. Dilihat dari poster, film ini tampak jelas seperti horror supernatural movie dengan vibe scary. Namun, setelah menyaksikannya dari menit pertama hingga akhir, Sobbi mungkin menyadari bahwa film ini lebih dari sekadar horror movie.
Meskipun tidak menawarkan ketegangan ala The Conjuring, Bullbul tergolong recommended ditonton para penikmat film. Ini lantaran skenarionya yang terkesan realistis sehingga mampu memantik emosi para penonton. Selain itu, ada banyak fakta-fakta film Bullbul lainnya yang sudah Minobi rangkum di artikel ini. Yuk, simak!
{Tocify}$title={Daftar Isi}
Apa itu Bullbul?
Bulbbul adalah film original Netflix yang rilis pertama kali pada tanggal 24 Juni 2020. Film ini diproduksi oleh Anushka Sharma dan Karnesh Sharma di bawah bendera produksi mereka, yakni Clean Slate Film.
Film ini juga jadi karya debut Anvita Dutt sebagai sutradara, meskipun sebenarnya dia sudah lama berkecimpung di industri film Bollywood. Sebelum menjadi sutradara, Anvita lebih dikenal sebagai penulis skenario dan lirik lagu di banyak film populer India.
Walaupun tergolong baru di dunia penyutradaraan, dia mampu menyusun tiap hal dalam skenario film ini dengan sangat cermat. Salah satu yang menjadi sorotan adalah nama tokoh utama, yakni Bullbul.
Di berbagai belahan dunia, nama yang berasal dari sejenis burung cantik berukuran kecil itu sering dijadikan simbol kebebasan. Namun, dalam film ini, Bullbul merupakan nama bangsawan wanita yang justru tidak mendapatkan kebebasan tersebut.
Alur Cerita Film Bullbul
Sekilas alur cerita film ini tampak seperti dongeng klasik. Namun, faktanya Bulbbul menyembunyikan banyak lapisan cerita yang lebih dalam dan kelam. Ini bukan sekadar kisah tentang hantu, tetapi juga kritik sosial yang dikemas dalam metafora yang cerdas.
Menggunakan model tidak linear sehingga film ini dengan perlahan memperlihatkan peristiwa di masa lalu dan masa kini. Gaya narasi inilah yang membuat penonton bakal terus dibuat penasaran, karena setiap potongan cerita mengungkap fakta-fakta film Bullbul yang mengejutkan.
Uniknya lagi, tak seperti horor konvensional, Bulbbul menghadirkan ketegangan dari atmosfer yang menekan. Hal ini membuatnya terasa mirip dengan film The Others (2001) atau The Witch (2015). Film-film horor tersebut punya pendekatan serupa dalam bercerita, yaitu membangun misteri dengan nuansa dan minim teror instan.
Sinopsis Film Bullbul
Salah satu scene permulaan film ini ialah pernikahan gadis 5 tahun dengan bangsawan kaya yang cukup jauh jarak usianya. Keduanya adalah Bullbul dan Indranil yang diceritakan tinggal di sebuah desa Kepresidenan Bengal pada abad ke-19.
Namun, Bullbul merasa lebih nyaman dekat dengan Satya, adik ipar sebayanya yang ditemui pertama kali dalam kereta menuju istana. Mereka akrab sejak saat tersebut, tepat setelah Satya menceritakan dongeng tentang chudail, sosok misterius yang konon sering mengincar laki-laki. Bullbul selalu tampak semringah saat membicarakan kisah itu.
Dua puluh tahun kemudian, ketika Satya baru pulang dari London, dia mendapati banyak hal aneh di desanya dan menimbulkan tanda tanya. Seperti hilangnya Indranil, tewasnya Mahendra, dan Binodini sang ipar tak lagi di rumah. Selain itu, Bulbbul memiliki sorot mata tajam, tak seperti gadis kecil yang dikenalnya.
Di sisi lain, desanya juga kini dihantui serangkaian kematian misterius yang diduga merupakan ulah chudail. Namun, kecurigaan tersebut berpindah pada seorang dokter bernama Sudip yang selalu datang ke rumahnya untuk menemui Bullbul.
Satya bersiteguh untuk menyelidikinya meskipun beberapa kali Bullbul menyebutnya seolah ingin menjadi Sherlock Holmes. Namun, penyelidikannya justru memunculkan lebih banyak tanda tanya daripada jawaban yang diharapkan. Apakah benar bahwa chudail yang meneror desa atau laki-laki yang baru dikenalnya itu adalah pelaku sebenarnya di balik semua keanehan tersebut?
Sinematografi Film Bullbul
Salah satu aspek paling menonjol di luar alurnya yang menarik ialah penggunaan warna merah sepanjang film berlangsung. Untuk diketahui, warna tersebut ternyata bukan sekadar estetika, melainkan juga simbol dari inti cerita, yakni kekuatan, cinta, kemarahan, dan misteri.
Selain itu, penggunaan slow motion dan close-up yang presisi juga memberikan dimensi emosional yang mendalam pada setiap adegan. Tak heran, visual dalam Bulbbul sering dianggap sebagai salah satu elemen terbaiknya oleh para kritikus film.
Bila Sobbi belum tahu, sinematografer bertangan dingin yang ada di balik keindahan visual film Bullbul adalah Siddharth Diwan. Dia juga pernah bekerja untuk film Queen dan Titli yang juga memiliki warna khas sehingga terkesan ikonik dan berkesan.
Tak hanya warna dan teknik pengambilan gambar tadi, komposisi kamera yang dirancang simetri juga menciptakan ilusi seperti dongeng yang hidup. Siddharth sangat patut diapresiasi untuk sinematografi yang menakjubkan ini.
Bila boleh dibandingkan, efek sinema ini terkesan sama kerennya dengan Crimson Peak (2015) karya Guillermo del Toro yang punya visual gotik memanjakan mata. Hanya saja, Bulbbul lebih mengakar pada budaya dan mitologi India.
Simbolisme Unik di Film Bullbul
Di film Bulbbul, Sobbi mungkin menyadari adanya banyak simbol visual yang secara halus menyampaikan makna tersembunyi. Salah satunya adalah kaki terbalik yang merupakan representasi dari mitos chudail, roh perempuan yang mati secara tragis dan bangkit dengan kaki terbalik. Simbol ini seolah jadi petunjuk bahwa ada kekuatan supranatural yang terdapat dalam cerita.
Sorotan pada kaki juga sering digunakan untuk menggambarkan emosi atau perubahan dalam karakter utama. Misalnya, adegan ketika kaki Bullbul dipijat oleh Dokter Sudip yang melambangkan adanya sisi lembut dari diri seorang pria pada masa feodal itu. Namun, kekuasaannya sebagai bangsawan tetap menimbulkan batasan dan tekanan.
Kemudian, sudut pengambilan gambar juga sering menyoroti langit merah dan bulan yang besar. Sebagai informasi, bulan menjadi simbol perubahan, misteri, dan kekuatan tersembunyi yang perlahan terungkap dalam cerita. Simbol-simbol tersebut menjadikan film terkesan menarik sebab tiap-tiapnya memiliki arti serta memberi pengalaman berbeda bagi penonton yang jeli dan analitis.
Aktor dan Karakter di Film Bullbul
Di samping sutradara dan sinematografer, para aktor dan aktris film Qala juga berperan besar dalam menyukseskan program ini. Adapun sejumlah aktor yang dimaksud adalah sebagai berikut.
• Tripti Dimri sebagai Bullbul
Tripti Dimri sebagai pemeran utama tampil luar biasa dengan ekspresi yang bisa menyampaikan emosi tanpa banyak dialog. Meski saat itu baru kali keduanya bermain sebagai lead role, aktris kelahiran 23 Februari 1995 ini mampu mendalami peran Bullbul.
Bahkan, beberapa scene tanpa dialog tampak jelas menggambarkan kesedihan dan ketakutannya. Sobbi bisa menganalisisnya sendiri dari sorotan matanya, terutama ketika Bullbul tersenyum.
• Rahul Bose sebagai Thakur Indranil Chaudhary/Mahendra Chaudhary
Kemudian, Rahul Bose yang memerankan karakter dengan dua kepribadian juga berhasil memberikan performa epik dan mengintimidasi. Aktor India multitalenta ini mampu memainkan peran ganda dengan sangat apik.
Jika Sobbi menontonnya tanpa mengingat siapa saja aktornya, peran Indranil dan Mahendra mungkin terkesan dimainkan oleh dua orang berbeda. Ini adalah bukti suksesnya dalam menciptakan kontras antara sisi aristokrat yang lembut dan sisi lain yang mengerikan.
• Avinash Tiwary sebagai Satyajeet Thakur Chaudhary
Peran Satyajeet dimainkan oleh Avinash Tiwary yang debut pertama kali sebagai male lead di film Laila Majnu bersama Tripti Dimri. Salah satu nominator Best Male Debut dalam Filmfare Award 2017 ini juga kembali menampilkan chemistry kuat dengan semua lawan mainnya.
Karakter yang lebih kompleks dan penuh dilema bila dibandingkan dengan perannya sebagai kekasih tragis di film sebelumnya juga sukses ditampilkannya. Aktor yang kini telah dikaruniai satu putri ini juga sangat pantas mendapatkan applause untuk totalitasnya dalam berlakon.
• Paoli Dam sebagai Binodini Chaudhary
Untuk Sobbi yang telah lama menikmati film Hindi, nama Paoli Dam mungkin masih terdengar asing. Namun, bagi yang sudah menyaksikan banyak film Bengali, pasti cukup familiar dengan aktris kelahiran tahun 1980 ini.
Meskipun lebih banyak bermain di film Bengali, Paoli Dam yang memerankan Binodini, istri Mahendra, juga menampilkan akting yang totalitas.
• Parambrata Chatterjee sebagai Dokter Sudip
Serupa dengan Paoli, Parambrata Chatterjee juga merupakan aktor senior dari industri hiburan Bengal. Di film ini, dia memerankan karakter Dokter Sudip dengan sangat baik.
Meskipun tidak tampil dalam banyak adegan, kehadirannya cukup memorable sebab aktingnya sukses menggambarkan sosok pria klasik yang tampak berwibawa.
Latar dan Musik di Film Bullbul
Seperti telah disebutkan di fakta-fakta film Bullbul bagian sinopsis, Bullbul adalah kisah yang berlatar di Bengal pada awal abad ke-19. Dengan latar ini, Anvita Dutt bertekad menciptakan nuansa realistis tentang era patriarki yang sangat mendominasi pada zaman dulu.
Untuk menguatkan atmosfer tersebut, latar Bengal di film ini juga dihadirkan lewat lanskap alamnya yang terkesan magis. Mulai dari adanya kabut tebal menyelimuti desa, pohon-pohon besar yang tampak mistik, hingga warna langit merah yang terkesan ngeri.
Kesan-kesan tersebut juga makin terasa kuat sebab adanya musik dengan melodi melankolis dan terdengar misterius. Setiap nadanya juga seolah menyuarakan rasa sakit, marah, dan kecewa. Amit Trivedi, seorang komposer ternama di Bollywood, menjadi orang di balik kualitas backsound tersebut.
Ulasan Film Bullbul
Bagi Minobi, menonton Bulbbul ibarat masuk ke dalam dunia dongeng yang indah. Namun, meskipun banyak scene dengan latar tampak seperti lukisan yang menawan, secepat kilat kekaguman itu berubah menjadi perasaan tidak keruan.
Tidak ada adegan jumpscare berlebihan, memang. Namun, alur dan atmosfernya terbilang cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri sepanjang menonton film. Terlebih ketegangan lebih banyak timbul setelah melihat setiap peristiwa dan ekspresi tiap karakter.
Meskipun begitu, Bulbbul dapat dikatakan sukses menyampaikan pesan sosial yang relevan dengan masa kini. Terutama terkait isu perempuan dan patriarki. Film ini menggambarkan bagaimana sistem feodal yang menekan perempuan bisa saja melahirkan ketidakadilan yang mengerikan.
Meski latarnya pada abad ke-19, ceritanya tetap punya kaitan dengan kondisi masyarakat modern yang masih menghadapi banyak ketimpangan. Di sini, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana sejarah bisa berulang jika ketidakadilan terus dibiarkan.
Kesimpulan
Itu tadi informasi lengkap tentang fakta-fakta film Bullbul. Pada intinya, Bulbbul adalah film yang layak ditonton sebab menawarkan sesuatu yang berbeda dari Bollywood movie kebanyakan.
Bullbul sangat recommended bagi Sobbi yang suka menonton film dengan perspektif analitis, sebab banyaknya simbolisme yang bisa dikupas. Terlebih lagi, akhir cerita film juga dipastikan menimbulkan kesan mendalam dan membuat penonton merenungkan banyak hal.